PENGERTIAN
Sistem pneumatik adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan udara terkompresi untuk
menghasilkan efek gerakan mekanis. Karena menggunakan udara terkompresi,
maka sistem pneumatik tidak dapat dipisahkan dengan kompresor, sebuah alat yang berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan tertentu.
Sistem kerja pneumatik mirip dengan sistem hidrolik. Ada beberapa bagian
komponen yang sedikit berbeda, namun seperti aktuator (motor dan
silinder), filter, dan solenoid valve memiliki prinsip yang sama dengan
sistem hidrolik. Perbedaan mendasar dari kedua sistem tersebut adalah
fluida kerja yang digunakan, sistem hidrolik menggunakan fluida
inkompresibel sedangkan pada sistem pneumatik menggunakan fluida kompresibel. Tekanan kerjanya juga pada range yang berbeda, jika sistem hidrolik bekerja pada tekanan 6,9-34 MPa, maka sistem pneumatik bekerja pada tekanan rendah 550-690 KPa.
1. Sistem Pneumatik
- Sistem pneumatik memiliki desain sistem dan kontrol yang sederhana. Komponen umumnya sangat mudah penginstallannya dan sistem kontrolnya sederhana seperti halnya kontrol ON dan OFF.
- Memiliki reliabilitas tinggi karena sistem hidrolik berumur panjang dan budget perawatan yang rendah. Selain itu karena sifat gas yang kompresibel, maka ia tidak mudah rusak akibat beban kejut. Gas akan menyerap gaya kejut tersebut, berbeda dengan fluida hidrolik yang secara langsung akan mentransfer gaya kejut tersebut.
- Gas terkompresi dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu, sehingga dapat menggunakan mesin pneumatik untuk jangka waktu tertentu sekalipun supply listrik terputus.
- Lebih aman karena tidak mudah terbakar seperti sistem hidrolik.
- Fluida liquid pada sistem hidrolik tidak menyerap gaya apapun yang dikenakan padanya.
- Sifatnya yang inkompresibel menyebabkan penggunaan pada beban kerja yang lebih besar dan bekerja pada gaya yang lebih besar pula.
- Fluida hidrolik yang inkompresibel juga meminimalisir gaya spring. Saat sistem hidrolik berhenti, tidak diperlukan proses pelepasan tekanan fluida karena saat sistem berhenti tekanan fluida pun juga sekaligus hilang, kecuali adanya penggunaan akumulator pada sistem.
KOMPONEN - KOMPONEN SISTEM PNEUMATIK
1. Kompresor
Kompresor adalah suatu alat mekanikal yang bertujuan untuk menaikkan
tekanan suatu gas dengan cara menurunkan volumenya. Komponen inilah yabg
mensupply udara bertekanan untuk sistem pneumatik, serta menjaga tekanan sistem agar tetap berada pada tekanan kerjanya.
2. Regulator & Gauge
Kedua alat tersebut menjadi komponen wajib di setiap sistem pneumatik.
Regulator adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur supply udara
terkompresi masuk ke sisptem pneumatik. Sedangkan gauge berfungsi
sebagai penunjuk besar tekanan udara di dalam sistem. Keduanya dapat
berupa sistem mekanis maupun elektrik.
3. Check Valve
Check Valve adalah valve atau katup yang berfungsi
untuk mencegah adanya aliran balik dari fluida kerja, dalam hal ini
udara terkompresi. Terutama adalah apabila pada sebuah sistem pneumatik tersebut dipergunakan tanki akumulator udara, sehingga Check Valve
tersebut mencegah adanya udara dari akumulator untuk kembali menuju
kompresor namun tetap mengalirkan udara bertekanan dari kompresor untuk
masuk ke dalam akumulator.
4. Tanki Akumulator
Tanki akumulator atau juga disebut buffer tank berfungsi sebagai cadangan (storage)
tekanan udara terkompresi yang digunakan untuk penggerak aktuator.
Selain itu tanki ini juga berfungsi untuk mencegah ketidakstabilan
supply udara ke aktuator, lebih menstabilkan kerja kompresor agar tidak
terlalu sering mematikan dan menyalakannya lagi, serta lebih memudahkan
desain sistem dalam menempatkan kompresor jika diharusakan penempatan
aktuator pneumatik lebih jauh dengan kompresor.
5. Saluran Pipa
Pipa-pipa digunakan untuk mendistribusikan udara terkompresi dari kompresor atau tanki akumulator ke berbagai sistem aktuator. Diameter pipa yang digunakan pun bermacam-macam tergantung dari desain dan tujuan penggunaan sistem pneumatik tersebut. Pada sebuah sistem pneumatik besar (menggunakan lebih dari dua aktuator), untuk area sistem supply (area kompresor dan tanki) digunakan pipa berdiameter lebih besar daripada yang digunakan pada area aktuator. Namun jika sistem pneumatik yang ada kecil, misal hanya untuk menggerakkan satu saja aktuator, maka diameter pipa yang digunakan pun akan seragam di semua bagian.6. Directional Valve
Directional valve atau katub pengatur arah yang instalasinya
berada tepat sebelum aktuator, adalah berfungsi untuk mengatur kerja
aktuator dengan cara mengatur arah udara terkompresi yang masuk atau
keluar dari aktuator. Satu valve ini didesain untuk dapat
mengatur arah aliran fluida kerja di dua atau bahkan lebih arah aliran.
Ia bekerja secara mekanis atau elektrik tergantung dari desain yang ada.
7. I/P Controller
Pada aktuator pneumatik yang kerjanya dapat bermodulasi diperlukan satu
alat kontrol supply udara bertekanan yang khusus bernama I/P Controller. I/P Controller
ini mengubah perintah kontrol dari sistem kontrol yang berupa sinyal
arus, menjadi besar tekanan udara yang harus disupply ke aktuator.
8. Aktuator
Pneumatik aktuator adalah alat yang melakukan kerja pada sistem pneumatik.
Ada berbagai macam jenis pneumatik aktuator sesuai dengan
penggunaannya. Antara lain adalah silinder pneumatik, diafragma
aktuator, serta pneumatik motor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar